Ayam kampung merupakan salah satu jenis ayam yang memiliki rasa gurih dan juga enak. Hal ini dikarenakan proses perawatan dan pemeliharaannya yang masih alami dan tidak terkontaminasi bahan kimia sama sekali. Pada umumnya, ayam satu ini hidup di pedesaan atau perkampungan dengan pakan ternak seperti singkong, nasi dedak dan lain sebagainya. Maka tidak heran apabila sangat aman untuk dikonsumsi sehari-hari.
Di gadang-gadang menjadi bahan makanan yang aman di konsumsi oleh masyarakat, tentunya membuat permintaan pasar semakin meningkat. Alasan inilah yang membuat ayam kampung di bandrol dengan harga relatif cukup mahal. Untuk mengatasinya, solusi terbaiknya adalah dengan beternak atau membudidayakannya secara mandiri di rumah. Untuk informasi lengkapnya, simak ulasan berikut ini.
1. Mempersiapkan Kandang Ayam
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum membudidayakan ayam kampung adalah mempersiapkan kandang. Pastikan bahwa tempat untuk berteduh hewan satu ini cukup layak dan bersih. Serta, letaknya tidak jauh dari rumah agar mudah dilakukan pengawasan.
Tidak hanya itu, buatlah kandang tertutup yang mengelilingi area agar tidak mengganggu tetangga. Jangan lupa untuk menyemprotkan pestisida sebelum memindahkan ayam ke dalam kandang, sehingga tidak akan ada parasit yang mengganggu proses pembudidayaan jenis ayam satu ini.
2. Memilih Indukan yang Tepat
Setelah mempersiapkan kandang ayam, langkah selanjutnya adalah memiliki indukan yang tepat. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu seperti bulu yang dipunya, warna yang menarik, sehat, aktif dan juga tidak cacat. Hal ini akan mempengaruhi hasil telur dan anakan ayam kampung yang akan dibudidayakan nantinya.
Dengan pemilihan indukan yang berkualitas, maka akan menghasilkan anakan yang berkualitas pula. Pastikan pula indukan sudah siap untuk bereproduksi dan dimasukkan dalam kandang. Sehingga proses pembudidayaan akan berjalan dengan lancar.
3. Mengawinkan Indukan Ayam
Proses pembudidayaan ayam kampung selanjutnya adalah dengan cara mengawinkan indukan ayam yang telah dipilih sebelumnya. Biarkan indukan beradaptasi selama beberapa hari di dalam kandang dan berikan pakan tambahan yang bergizi. Tunggu hingga indukan siap kawin secara alamiah dan menghasilkan anakan berkualitas.
Pastikan untuk memberikan pakan pada indukan secara teratur 3 kali sehari, yaitu berupa jagung giling atau pipilan, hingga makanan alami lainnya. Perkawinan indukan dianggap berhasil apabila betina menunjukkan sikap yang lebih aktif dan rewel berbeda dari biasanya. Betina akan selalu berkokok dan siap untuk bertelur.
4. Melakukan Penetasan Telur Ayam
Jika betina sudah siap untuk bertelur, maka langkah selanjutnya adalah memindahkannya ke kandang berbeda. Gunakan lampu bohlam untuk mempercepat proses penetasan ayam dan merawatnya secara intensif. Hal ini dilakukan agar proses penetasan telur berjalan dengan lancar. Waktu yang dibutuhkan yaitu sekitar 30 hari atau lebih secara alamiah.
5. Proses Pemeliharaan Ayam
Tidak berhenti hingga penetasan telur ayam saja, hal berikutnya adalah proses pemeliharaan anak ayam yang harus dilakukan secara intensif. Pastikan untuk memberikan pakan berupa jagung giling pada anakan hingga berusia 2 bulan. Barulah setelah itu bisa dipindahkan ke kandang ayam dewasa dan siap untuk dijual.
6. Penjualan Ayam Kampung
Ketika anak ayam sudah berusia 1 hingga 3 bulan, maka inilah waktu yang tepat untuk mengkonsumsinya atau bahkan menjualnya ke pasaran. Namun pastikan bahwa berat ayam sudah mencapai 1-2 kg agar sesuai bobot standar. Tidak hanya daging ayam saja, pembudidaya bisa menjual telur yang dihasilkan ayam secara terpisah dan mendapatkan keuntungan menjanjikan.
Demikian ulasan singkat mengenai cara beternak atau budidaya ayam kampung yang cukup mudah untuk pemula. Pastikan untuk mempersiapkan apa yang dibutuhkan secara detail agar pemeliharaan ayam jadi semakin baik. Tentunya hal ini bisa pula menjadi peluang bisnis yang menjanjikan loh. Semoga informasi di atas bermanfaat dan selamat mencoba!